Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

IP

Jumat, 03 Desember 2010

Perhitungan Pembagian Beban Berdasarkan Incremetal Production Cost.

Biaya Bahan Bakar sebagai Fungsi Kuadrat dari Daya Aktif
Dalam semua kasus praktis , biaya bahan bakar dari generator i dapat direpresentasikan sebagai sebuah fungsi kuadrat dari daya aktif yang dibangkitkan. (Hadi Saadat)









dimana j = 1, 2, 3,…n, dan n = banyaknya data yang diambil. Dengan cara ini konstanta ai, bi, dan ci, serta fungsi biaya kuadratis tiap unit pembangkit dapat diperoleh.

Incremental Production Cost
IPC adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk membangkitkan setiap 1 MW setiap jam pada tiap bus pembagkit. Turunan pertama dari persamaan (1) terhadap daya output,

disebut Incremental Production Cost (IPC), yaitu hubungan linear, yang menyatakan biaya tambahan yang diperlukan (Rp/jam) untuk manaikkan daya output pembangkit ke-i sebesar 1 MW.
Prinsip distribusi beban yang ekonomis antara unit-unit pembangkit termal di dalam suatu pusat pembangkit adalah bahwa semua unit itu harus bekerja dengan IPC yang sama, dalam hal ini adalah Incremental Fuel Cost (IFC) yang sama. (Glover, 2007). Jika keluaran pusat pembangkit akan dinaikkan, biaya tambahan (incremental production cost) dari masing-masing unit yang bekerja juga harus naik, tetapi harus tetap sama untuk semuanya.



Fungsi Objektif untuk Penjadwalan Pembangkitan
Tujuan pembentukan fungsi objektif adalah untuk memperoleh biaya pembagkitan total yang diperlukan untuk mensuplai beban total yang harus ditanggung oleh sistem.
Masalah distribusi beban ekonomis yang paling sederhana adalah ketika rugi-rugi saluran transmisi diabaikan. oleh sebab itu, model masalah tidak memperhitungkan konfigurasi sistem dan impedansi jaringan. pada hakikatnya, model mengasumsikan bahwa sistem hanya terdiri dari satu bus dengan semua pembangkit dan beban terhubung padanya
Sejak rugi-rugi transmisi diabaikan, total permintaan PD adalah penjumlahan dari semua pembangkit. Sebuah fungsi biaya Ci diasumsikan akan diketahui untuk tiap unit. Masalahnya adalah mencari pembangkitan daya nyata untuk tiap-tiap unit dengan demikian fungsi objektif (biaya total produksi) sebagaimana yang didefinisikan oleh persamaan

yaitu jumlah biaya bahan bakar unit pembangkit ke-1, pembangkit ke-2, sampai pembangkit ke-n harus minimum. Ct  adalah biaya produksi total, Ci adalah biaya produksi dari unit ke-i, Pi adalah daya yang dibangkitkan dari unit ke-i. Agar biaya bahan bakar minimum, maka harus dipenuhi:

artinya semua unit harus bekerja pada biaya bahan bakar tambahan λ yang sama atau IPC yang sama dan minimum.

baca selanjutnya...

Kamis, 02 Desember 2010

Teknik Distribusi Beban Berdasarkan Incremental Production Cost

Incremental production cost atau biaya produksi tambahan suatu unit untuk setiap keluaran daya yang ditetapkan, adalah limit perbandingan kenaikan biaya masukan produksi dalam Rupiah per jam terhadap kenaikan keluaran daya yang bersesuaian dalam megawatt pada saat kenaiakan keluaran daya mendekati nol (William D. Stevenson Jr., 1983). Biaya produksi tambahan yang mendekati kebenaran dapat diperoleh dengan menentukan biaya produksi yang meningkat untuk suatu selang waktu tertentu di mana keluaran daya yang ditingkatkan sedikit. Misalnya, biaya tambahan pendekatan pada setiap keluaran daya tertentu adalah biaya tambahan dalam Rupiah per jam untuk meningkatkan keluaran dengan 1 MW.
Pendistribusian beban berdasarkan biaya produksi tambahan antara setiap dua unit adalah pertimbangan apakah menaikkan beban salah satu unit pada saat beban unit lain diturunkan dengan jumlah yang sama, akan mengakibatkan suatu kenaikan atau penurunan biaya total. Biaya total operasi meliputi biaya bahan bakar utamanya, gaji pegawai, biaya komponen-komponen pendukung, dan biaya pemeliharaan. Biaya-biaya tersebut diasumsikan menjadi bagian dari biaya produksi (Hadi Saadat, 1999)

Sebagai contoh bila suatu unit pembangkit termal keluaran dayanya adalah 300 MW, biaya tambahan yang ditentukan dari suatu jenis pendekatan adalah Rp125.000,- per megawatt jam-nya. Maksud dari nilai ini adalah untuk menaikkan daya unit pembangkit termal tersebut sebesar 1 MW maka dibutuhkan biaya tambahan per jam sebesar Rp125.000,-Jika hendak menurunkan daya unit pembangkit termal tersebut sebesar 1 MW maka terjadi pengurangan biaya per jam sebesar Rp125.000,-.
Demikianlah dasar-dasar untuk memahami distrubusi beban antara unit-unit dalam suatu pusat pembangkit yang memperhitungkan biaya produksi tambahan. Misalkan keluaran total suatu pusat pembangkit dicatu oleh dua unit dan pembagian beban antara kedua unit adalah sedemikian sehingga unit yang satu mempunyai biaya produksi tambahan yang lebih tinggi dari unit yang lain. Dan misalkan dilakukan pemindahan sebagian beban dari unit yang mempunyai biaya produksi yang lebih tinggi ke unit yang mempunyai biaya produksi yang lebih rendah. Pengurangan beban pada unit yang mempunyai biaya produksi tambahan lebih tinggi akan menghasilkan suatu pengurangan biaya yang lebih besar dari pada peningkatan biaya untuk menambahkan sejumlah beban yang sama pada unit dengan biaya tambahan yang lebih rendah. Pemindahan beban dari satu unit ke unit yang lain dapat diteruskan dengan suatu pengurangan dalam biaya produksi total sehingga biaya-biaya produksi tambahan dari keuda unit itu adalah sama. Jika keluaran stasuin dinaikkan, biaya tambahan dengan mana masing-masing unit bekerja juga akan naik tetapi harus tetap sama untuk semuanya (William D. Stevenson Jr.,1983).

baca selanjutnya...

4download Lagu

4download Lagu
enjoy it

BLOG TETANGGA

Pengikut